Wednesday 27 February 2013

Liar Liar

Tadi malam saya dan suami nonton film komedi yang diperankan oleh Jim Carrey. Siapa yang tidak tertawa melihat tingkah konyol Jim Carrey yang terlihat sangat sangat sangat lebay, hahahaha. Walaupun filmnya terbilang film lama, tapi kami berdua tetap terhibur, sebenarnya suami sudah pernah menonton dan dia masih ingat jalan ceritanya, tapi dia tidak keberatan untuk menontonnya lagi, malah sebelum menonton berkali-kali dia mengatakan kepada saya kalau filmnya bagus dan lucu.


Liar Liar
Rilis: 1997
Artis: Jim Carrey, Maura Tierney, Justin Cooper, dll
Durasi : 86 menit
Poin: 7 dari 10
Sinopsis: Fletcher Reede (Jim Carrey) bekerja sebagai seorang pengacara dan ayah yang telah bercerai, mempunyai seorang anak lelaki (Max, Justin Cooper) yang tinggal bersama mantan istrinya. Fletcher sering sekali membatalkan janji kepada anak dan mantan istrinya dan dalam kehidupan sehari-hari diapun sering berbohong. Ketika pesta ulang tahun Max, Fletcher yang telah berjanji akan datang ternyata tidak menepatinya dan malah bercinta dengan bosnya. Karena kecewa maka Max membuat sebuah harapan semoga ayahnya tidak berbohong selama 1 hari. Harapan Max terkabul, Fletcher tidak dapat berbohong bahkan untuk menulis kebohonganpun dia tidak bisa. Dari sinilah kekonyolan dimulai, bersiaplah untuk tertawa terpingkal-pingkal. :D

Tuesday 26 February 2013

Ayam Goreng Kalasan

Ayam goreng ini rasanya benar-benar nikmat, hanya saja sewaktu menggoreng saya sedikit kesulitan karena lengket di kuali, lain kali saya akan menggoreng di wajan anti lengket.



Ayam Goreng Kalasan
Resep: Evennachang.com

Bahan:
1 ekor ayam kampung, potong menjadi 4 bagian
1 sdt air jeruk nipis
300 cc air kelapa
50 gram gula merah
2 sdm kecap manis

Bumbu yang dihaluskan:
8 buah bawang merah
5 siung bawang putih
1 sdm garam
3 cm lengkuas

Monday 18 February 2013

Bolu Ketan Hitam Kukus

Bolu hitam ini adalah favorit saya. Entah sudah berapa kali dibuat dan makannya tidak pernah bosan. Teksturnya lembut banget dan rasanya yang tidak terlalu manis membuat saya ketagihan, untung suami cukup doyan, kan enggak lucu kalau semuanya saya yang makan hihihi. Biasanya saya buat 1/2 resep saja maklum yang makan hanya kami berdua dan bolu ini tidak tahan lama, saya pernah buat sore, saya taruh di meja makan ditutup tudung saji, kemudian besok sorenya sudah mulai berair dan aromanya sedikit berubah, meskipun bolunya masih tetap enak dimakan, mungkin karena menggunakan santan.

Resep ini saya dapat dari blognya mba Diah Didi (makasih ya mba, semua resepnya enak-enak). Berikut resepnya kalau teman-teman juga ingin mencobanya, dijamin enak :D


Bolu Ketan Hitam
Resep: Diah Didi

Bahan:
4 butir telur ukuran besar
250 gram tepung ketan hitam
1 sendok teh baking powder
1 sendok teh SP/ TBM
150 gram gula pasir
½ sendok teh garam
1/4 sendok teh vanili bubuk (1 bungkus kecil)
100 ml Minyak goreng
150 ml Santan kental dari ½ butir kelapa

Saturday 16 February 2013

Risoles Panggang

Risoles adalah makanan favorit saya, mau diisi apa aja pasti suka, entah itu diisi ragout sayuran, tumisan kentang dan wortel, sampe yang sekarang sedang ngetop american risoles, semuanya doyan, enak :D

Ini pertama kali saya buat risoles beserta kulitnya yang cukup berhasil, biasa saya lebih sering membuat lumpia goreng karena ada yang jual kulitnya, jadi tinggal buat isian. Alasannya karena saya tidak bisa membuat kulitnnya, selalu robek. Kali ini keinginan makan risoles buatan sendiri tidak terbendung, resep kulit sudah ada di catatan, tinggal dieksekusi. Bahan isian saya buat yang simple aja sesuai bahan yang ada di rumah. Dan terakhir risolesnya saya panggang untuk mengurangi goreng-gorengan. Bagi teman yang ingin versi goreng, yang dibalur tepung roti, dapat liat di sini.

Berhubung di rumah tidak ada susu cair, jadi saya menggunakan susu bubuk (dancow full cream) dan air sebanyak 250 ml. Hasilnya, kulit risoles ada wangi susunya hihihi. Berikut resep Risoles Panggang:

Risoles Panggang

Bahan Kulit:
100 gr terigu
1 butir telur
250 ml susu
1 sdm margarin cair
Garam sedikit

Bolu Jeruk

Sudah 1 bulan lebih 2 buah jeruk sunkist masih betah berada di kulkas, bingung mau diapain, kalau dimakan begitu aja kok malas ya. Jeruk ini dikasih oleh teman suami yang waktu itu datang menjenguk suami, tidak tanggung-tanggung, mereka membawa parcel buah yang ukurannya besar, alhasil saya tidak perlu belanja buah lagi untuk beberapa hari ke depan.

Yang bikin takjub, meskipun sudah berada di kulkas cukup lama, buah ini tetap mulus dan berwarna cerah, tidak ada tanda-tanda membusuk, hmmm hal inilah yang membuat saya enggan membeli dan mengkonsumsi buah impor, entah bahan kimia apa saja yang telah disemprotkan ke buah ini, tapi kali ini tidak apa-apalah, karena barangnya sudah ada kalau dibuangpun sayang.

Sebelumnya saya pernah membuat bolu kukus dengan air jeruk sunkist juga, saya buat menggunakan cup paper, tapi gagal total, bantat dan rasanya juga sedikit aneh, hanya dimakan beberapa saja, sisanya berakhir di tong sampah. Sedih juga sih. Nah, dari pengalaman ini saya coba mengotak-atik resep lagi. Resep yang saya gunakan adalah resep bolu coklat dari mama, bolu coklat ini sering saya buat karena suami sangat suka dan buatnya juga mudah, jadinya bolu coklat ini menu favorit di rumah, walaupun menurut saya rasanya standar aja hihihi...

Dan hasilnya, Taraaa, sukses! :D Bolunya lembut banget dan ringan, jadi makannya bisa banyak (alasan), hehehe. Tekstur bolu ini beremah dan rasanya tidak terlalu manis (permintaan suami), jika suka manis bisa ditambahkan gula sesuai selera. Awalnya saya sempat bingung kenapa bolunya beremah, setelah dicari di google barulah diketahui penyebabnya adalah Baking Powder (ini pertama kali saya menggunakan Baking Powder pada bolu).

Oiya, saya memanggang bolu ini menggunakan Happy Call. Pertama-tama, panaskan Happy Call dengan api sedang di kedua sisinya, kecilkan api, kemudian tuang adonan. Jangan lupa untuk menggeser Happy Call ke kiri dan ke kanan agar matang merata.


Tuesday 12 February 2013

Model Gandum

Foto ini belum ditaburi bawang goreng, soalnya belum ke pasar :D
Jika sedang mengingat-ingat masa kecil dulu, pasti yang teringat masakan mama hehehe. Mama dulu benar-benar rajin menyajikan berbagai macam makanan untuk kami sekeluarga, mulai dari sarapan, menu makan siang dan malam, serta tidak lupa berbagai kue cemilan, hmmm lidah ini benar-benar dimanjakan, masakan dan kue buatan mama emang top banget deh. Seiring waktu berjalan, kamipun mulai dewasa dan mulai hidup mandiri, sekarang saya jauh dari mama, kadang rindu masakannya (menyesal dulu tidak minta diajari mama memasak). Salah satu yang selalu saya rindukan, yah  model gandum ini, yang biasa menjadi santapan kami di pagi hari sebelum memulai aktivitas.

Model Gandum ini sebenarnya makanan khas Palembang, cuman berhubung saya tidak pernah makan yang aslinya kecuali buatan mama sendiri, jadi tidak PD untuk menyematkan judul "Model Gandum Khas Palembang", takut nanti diprotes :D. Mengapa dinamakan Model Gandum? Karena model/pempeknya dibuat dari tepung gandum alias tepung terigu. Mungkin kita tidak begitu familiar dengan nama "tepung gandum", tapi lebih familiar dengan roti gandum, hihihi, kalau roti gandum itu sebenarnya terbuat dari tepung gandum utuh, makanya teksturnya agak kasar dibandingkan dengan roti yang dibuat dengan tepung terigu.

Biasanya saya selalu membuat kuah kaldunya di malam hari, jadi besok tinggal bikin model dan sambal. Menurut mama kuah model ini lebih nikmat jika biarkan dulu semalaman sebelum disantap, biar bumbunya lebih meresap. Ini resepnya kalau teman-teman ingin mencoba, semoga cocok di lidah ya.

Model Gandum

Bahan Kuah:
1250 ml air
200 gr daging ayam bagian dada, potong kotak
100 gr bengkuang, potong persegi panjang
1 butir telur, kocok lepas
1 jempol gula aren/ gula merah
1 sdt gula
1 batang daun bawang, iris-iris
1 tangkai seledri, iris-iris
Garam secukupnya

Bumbu Halus:
4 siung bawang merah
2 siung bawang putih
(biasa saya parut)

Monday 11 February 2013

Bumbu Kacang (Bumbu Siomay)

Nasib bumbu kacang yang dihangatin berulang kali :D
Berhubung bumbu kacang ini cukup sering saya gunakan untuk berbagai masakan dan cemilan, jadinya saya posting tersendiri agar lebih mudah untuk ditemukan. Foto yang terpasang adalah foto lama, soalnya belum sempat jepret foto yang baru, hehehe...

Sebenarnya foto itu diambil setelah bumbu kacangnya keluar masuk kulkas dan telah dihangati berkali-kali karena yang menyukai bumbu kacang hanya saya seorang, jadi meskipun buatnya cuman sedikit, bertahan cukup lama di rumah. Sedangkan kalau saya buat sedikit sesuai porsi makan saya, saya pikir tanggung sekali, mana tidak bisa menggunakan blender, jadi ya sudah, menjadi stok aja di kulkas. :D

Shaun of the Dead


Shaun of the Dead
Rilis: 2004
Artis: Simon Pegg, Nick Frost, Kate Ashfield, dll
Durasi : 99 menit
Poin: 8 dari 10
Sinopsis: Shaun bekerja sebagai sales di sebuah toko elektronik yang baru saja putus cinta. Liz (mantan pacar Shaun) sangat kecewa dengan kehidupan sosial mereka. Suatu pagi, hampir seluruh penduduk di kota tempat tinggal Shaun berubah menjadi 'z'. Maka dimulailah perjuangan Shaun dan teman-temannya untuk bertahan hidup.




Entah kenapa akhir-akhir ini suami suka sekali nonton film komedi yang dibintangi oleh Simon Pegg dan Nick Frost. Dan yang bikin kaget, hihihihi... Tadi malam dia mengaku kalau sekarang ngefans sama Simon Pegg =))

Sebenernya tema tentang 'z' bukanlah hal baru, tapi film ini tetap layak ditonton, menghibur dan lucu.

Salah satu adegan yang membuat saya dan suami terbahak-bahak... Ssstt, saya tidak akan memberi tahu mereka sedang apa :D

Saturday 9 February 2013

Dapurku

Ingin masak? Yuk ke dapur. Hihihihi. Walaupun dapur di rumah isinya peralatan seadanya, tapi saya tetap bisa berkreasi, membuat berbagai masakan, kue dan cemilan untuk suami tercinta + diri sendiri tentunya :D
 
Sebagai informasi untuk teman-teman, saya menggunakan Happy Call double pan ukuran standar untuk memanggang cake sebagai pengganti oven. Memang kadang hasilnya tidak terlalu memuaskan, tapi bagi saya sudah lebih dari cukup, daripada saya harus mundur dan tidak berani mencoba resep, yang akhirnya hanya membuat saya mati penasaran, belum lagi ditambah rasa kangen pada rasa beberapa kue favorit saya yang dulu sering mama buat sewaktu saya masih tinggal di rumah mama.

Happy Call ini sebenarnya punya ibu mertua, berhubung beliau tidak memakainya jadi dikasih pinjam ke saya (mungkin dipinjamkan seumur hidup, hehehe, bingung juga dikasih pinjam atau dihadiahkan ya :p jika tidak salah ingat dulu kata-katanya 'dipakai aja dulu oleh hani'. Tapi menurut suami sih sudah dihadiahkan ke saya :D ) dan sampai sekarang belum diminta balik.

Sedangkan untuk membuat cake yang dikukus tidak masalah, saya sudah punya panci kukusan (hibahan dari saudara ipar) berukuran kecil, muat 6 cup saja. Tapi berhubung rak kukusannya sangat pendek, jadi jika saya ingin membuat bolu kukus mekar raknya harus saya modifikasi sedikit. Caranya dengan menaruh mangkok alumunium di dasar panci dan sebagai pengganti rak kukusannya saya gunakan rak kukusan dari magic jar. Taraaa jadilah bolu kukus mekar yang cantik.

Oiya, peserta makan di rumah cuman 2 orang, saya dan suami, jadi harap dimaklumkan ya jika porsi masaknya porsi kecil :)

Friday 8 February 2013

Mencoba bercocok tanam

Setelah sekian lama, akhirnya ada kehidupan lagi di blog ini :D Tidak terasa sudah 3 tahun lebih sejak post terakhir saya, hehehe. Ada perasaan lucu jika saya membaca tulisan-tulisan saya sebelumnya, sepertinya bukan tulisan saya sendiri, hahaha. Bahasanya begitu ABG, tidak menyangka bahwa saya dulu bisa menuliskan hal-hal seperti itu.

Yup, waktu memang cepat berlalu dan waktu juga yang bisa mengubah diri kita, entah itu ke arah yang lebih baik atau malah ke arah yang lebih buruk, tapi jujur saya merasa diri saya sekarang jauh lebih dewasa, tentu, sayakan sudah menikah, usia pernikahan sayapun sudah memasuki usia 4 tahun, tentu status saya sekarang sudah berubah, sudah menjadi istri orang :D

Sedikit berbagi cerita. Sejak suami sakit, tepatnya paska operasi pengangkatan tumor otak di bulan November 2012, saya menjadi lebih sering memasak sendiri (dari dulu saya sudah hobi memasak, hanya waktu saja yang tidak memungkinkan karena dulu saya masih kerja kantoran dan sibuk mengurus online shop). Alasannya tentu karena kesehatan dan kebersihan, terkadang saya menjadi ilfill membayangkan dan melihat bahan/cara pembuatan makanan yang dijual di warung-warung tenda dan gerobak abang-abang. Padahal saya dulu jagonya jajan di luar.

Terus, apa hubungannya antara memasak dan bercocok tanam?

Nah, berhubung sering masuk dapur dan intensitas membuat masakan berkuah seperti sop dan soto cukup tinggi (karena suami sangat suka masakan berkuah), jadi bahan yang sering digunakan adalah daun bawang dan seledri. Jika membeli di pasar, suka bersisa, dan sisanya ini tidak tahan lama, jadi sering terbuang karena busuk. Dulu daun bawang dan seledri ini masih bisa dibeli dengan uang seribu rupiah, tapi sekarang harus membeli minimal dua ribu rupiah. Yah, daripada sering terbuang, iseng-iseng saya coba untuk menanamnya, hitung-hitung penghematan juga :)

Bermodal sisa akar daun bawang dan seledri yang khusus saya beli di pasar dengan akar-akarnya, mulailah saya bercocok tanam. Tapi mohon maaf, saya lupa kapan tepatnya saya mulai menanam.

Tanah yang saya gunakan adalah tanah kompos, harganya 3 bungkus Rp.10.000,-.

Tanggal 27 Januari 2013, 4 akar daun bawang sudah mulai tumbuh dan muncul daun yang berwarna hijau. Dan 1 siung bawang merah, yang awalnya hanya ada 1 tunas daun hijau, sekarang sudah ada 6 tunas daun hijau, sedang 1 siung lagi belum menunjukan tanda-tanda kehidupan.