Friday 8 February 2013

Mencoba bercocok tanam

Setelah sekian lama, akhirnya ada kehidupan lagi di blog ini :D Tidak terasa sudah 3 tahun lebih sejak post terakhir saya, hehehe. Ada perasaan lucu jika saya membaca tulisan-tulisan saya sebelumnya, sepertinya bukan tulisan saya sendiri, hahaha. Bahasanya begitu ABG, tidak menyangka bahwa saya dulu bisa menuliskan hal-hal seperti itu.

Yup, waktu memang cepat berlalu dan waktu juga yang bisa mengubah diri kita, entah itu ke arah yang lebih baik atau malah ke arah yang lebih buruk, tapi jujur saya merasa diri saya sekarang jauh lebih dewasa, tentu, sayakan sudah menikah, usia pernikahan sayapun sudah memasuki usia 4 tahun, tentu status saya sekarang sudah berubah, sudah menjadi istri orang :D

Sedikit berbagi cerita. Sejak suami sakit, tepatnya paska operasi pengangkatan tumor otak di bulan November 2012, saya menjadi lebih sering memasak sendiri (dari dulu saya sudah hobi memasak, hanya waktu saja yang tidak memungkinkan karena dulu saya masih kerja kantoran dan sibuk mengurus online shop). Alasannya tentu karena kesehatan dan kebersihan, terkadang saya menjadi ilfill membayangkan dan melihat bahan/cara pembuatan makanan yang dijual di warung-warung tenda dan gerobak abang-abang. Padahal saya dulu jagonya jajan di luar.

Terus, apa hubungannya antara memasak dan bercocok tanam?

Nah, berhubung sering masuk dapur dan intensitas membuat masakan berkuah seperti sop dan soto cukup tinggi (karena suami sangat suka masakan berkuah), jadi bahan yang sering digunakan adalah daun bawang dan seledri. Jika membeli di pasar, suka bersisa, dan sisanya ini tidak tahan lama, jadi sering terbuang karena busuk. Dulu daun bawang dan seledri ini masih bisa dibeli dengan uang seribu rupiah, tapi sekarang harus membeli minimal dua ribu rupiah. Yah, daripada sering terbuang, iseng-iseng saya coba untuk menanamnya, hitung-hitung penghematan juga :)

Bermodal sisa akar daun bawang dan seledri yang khusus saya beli di pasar dengan akar-akarnya, mulailah saya bercocok tanam. Tapi mohon maaf, saya lupa kapan tepatnya saya mulai menanam.

Tanah yang saya gunakan adalah tanah kompos, harganya 3 bungkus Rp.10.000,-.

Tanggal 27 Januari 2013, 4 akar daun bawang sudah mulai tumbuh dan muncul daun yang berwarna hijau. Dan 1 siung bawang merah, yang awalnya hanya ada 1 tunas daun hijau, sekarang sudah ada 6 tunas daun hijau, sedang 1 siung lagi belum menunjukan tanda-tanda kehidupan.


Tanggal 27 Januari 2013, 4bh seledri yang saya tanam, 2bh meskipun daun selederinya terkulai ke bawah (karena waktu beli ditekuk oleh abang sayur) tapi tetap segar, 1bh mati karena busuk, dan 1bh lagi layu.


Tanggal 27 Januari 2013, ada muncul tunas baru, senangnya sepertinya sudah mulai kuat akarnya.


 Tanggal 8 Februari 2013. 
Pot 1: Seledri yang tersisa hanya 2bh (hari ini saya gunting 1 tangkai untuk masak soto)
Pot 2: 3 bh daun bawang (1 bh mati karena busuk) + 2 bh tunas daun bawang yang baru + 1 bawang merah (1 siung bawang merah belum ada tanda-tanda kehidupan, jadi saya ganti dengan tunas daun bawang aja).
Pot 4: 3 bh tunas daun bawang yang baru, jadi ada tambahan pot lagi :D


Tanggal 27 Januari 2013, bibit cabe rawit belum ada tanda-tanda kehidupan.


Tanggal 8 Februari 2013. Horeee, bibit cabe rawitnya sudah mulai tumbuh tunas dengan 2 daun. Waktu yang dibutuhkan kurang lebih 2 minggu. Senangnya...


 Tanggal 27 Januari 2013, pandan ini sebenarnya ditanam oleh ibu mertua, bibitnya berasal dari pasar juga, dibeli dengan harga seribu rupiah, kebetulan pandan ini dijual masih tersisa sedikit akar.


 Tanggal 8 Februari 2013, panda masih segar, tapi daunnya banyak yang rusak, mungkin dimakan oleh belalang atau serangga lainnya.

Tanggal 8 Februari 2013, pohon suji ini dikasih oleh tetangga (rumah no.2), senangnya :D padahal awalnya cuman minta untuk distek, eh malah dikasih sama akar-akarnya.

No comments: